Analisis SWOT merupakan
salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah,
proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor
eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats.
Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari
strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang
terjadi bukan sebagai pemecah masalah.
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1. Strengths (kekuatan)
merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau
konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat
dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
2. Weakness (kelemahan)
merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau
konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat
dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (peluang)
merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi
yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis
itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan
sekitar.
4. Threats (ancaman)
merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
****
Setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel
matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan
pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan
faktor luar Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi
alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang
paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
Selain pemilihan alternatif analisis Swot juga bisa digunakan untuk
melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan
opportunity) dan kelemahan kita (weakness dan threat), maka kita melakukan
strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan
meningkatkan Strength dan opportunity atau melakukan strategi yang lain yaitu
mengurangi weakness dan threat.
Sebagai contoh misalnya Analisis SWOT yang saya lakukan untuk mengetahui
peta kekuatan dalam blogging. maka analisis SWOT-nya:
- Strength- tulisan yang saya lakukan merupakan tulisan yang saya peroleh dari pengalaman di bangku kuliah.- saya menggunakan blog dengan menggunakan cms wordpress sehingga optimasi dan fiturnya begitu mudah.
- saya menggunakan domain dot com
sehingga mempunyai nilai lebih dalam pengaturan.
- Kelemahan- tidak memiliki kemampuan menulis jurnalistik.- lemah dalam programming web.
- tidak memiliki pengalaman dalam
blogging.
- Opportunities- bergabung dengan komunitas blog.- blog saya terintegrasi dengan jejaring sosial.
- threats-data blog yang hilang.-server down.
-keterbatasan waktu dalam blog
dikarenakan kesibukan di dunia nyata.
setelah dibuat matriknya dan mengetahui kekuatan dan kelemahan kita maka
saya melakukan strategi untuk meningkatkan kemampuan saya dalam ngeblog.
Strategi yang yang memungkinkan yaitu dengan mengurangi faktor weakness dan
meningkatkan strength saya dalam blogging.
ANALISIS SWOT
(Kekuatan, Kelemahan,
Kesempatan, Ancaman)
Tools for Policy
Impact: A Handbook for Researchers
Daniel Start dan
Ingie Hovland
Analisis SWOT
adalah instrument perencanaaan
strategis yang klasik.
Dengan menggunakan kerangka kerja
kekuatan dan kelemahan
dan kesempatan ekternal
dan ancaman, instrument ini
memberikan cara sederhana
untuk memperkirakan cara
terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para
perencana apa yang bias dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan
oleh mereka.
Outline Proses
Rinci
Kerangka SWOT
– sebuah matrix
dua kali dua
– sebaiknya dikerjakan
dalam suatu kelompok yang terdiri dari anggota kunci tim
atau organisasi. Pertama, penting untuk diketahui dengan jelas tentang apa
tujuan perubahan kunci, dan terhadap tim atau organisasi apa analisis SWOT akan
dilakukan. Setelah pertanyaan-pertanyaan ini
dijelaskan dan disepakati,
mulailah dengan brainstorming gagasan,
dan kemudian setelah itu dipertajam dan diperjelas dalam diskusi.
Perkiraan mengenai kapasitas internal
dapat membantu mengidentifikasi dimana
posisi sebuah proyek atau
organisasi saat ini:
sumberdaya yang dapat segera
dimanfaatkan dan masalah yang
belum juga dapat
diselesaikan. Dengan
melakukan hal ini
kita dapat mengidentifikasi dimana/kapan
sumberdaya baru, keterampilan
atau mitra baru
akan
dibutuhkan. Bila
berpikir tentang kekuatan,
perlu memikirkan tentang
contoh-contoh keberhasilan
yang nyata dan
apa penjelasannya. Pertanyaan-pertanyaan yang
sering diajukan untuk memikirkan isu-isu di atas antara lain:
• Saat ini jenis pengaruh kebijakan apa yang
dapat dikerjakan oleh organisasi/proyek kita dengan sangat terbaik? Dimana kita
mengalami sukses terbesar?
• Jenis keterampilan dan kapasitas mempengaruhi
kebijakan apa yang kita miliki?
• Di
bidang apa staff
kita dapat memanfaatkan
dengan sangat efektif
keterampilan dan kapasitasnya?
• Siapa saja mitra terkuat kita dalam
mempengaruhi kebijakan?
• Kapan mereka telah bekerja bersama kita untuk
melakukan dampak kebijakan?
• Apa
yang dianggap karyawan
sebagai kekuatan dan
kelemahan utama? Mengapa?
Apa pendapat mereka
yang berada diluar organisasi?
Sebuah perkiraan
tentang lingkungan eksternal cenderung difokuskan pada apa yang terjadi di luar
organisasi atau pada
bidang yang belum
mempengaruhi strategi tetapi
dapat saja mempengaruhi strategi
– baik secara positif maupun negatif.
Grid di atas
merangkum beberapa bidang subjek yang perlu mempertimbangkan baik faktor
internal maupun faktor eksternal.
Grid ini dapat
digunakan sebagai judul
topik bila kita
bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil (gagasan yang baik bila kelompokmu lebih besar dari delapan orang).
Kembali ke pleno,
buatlah ranking kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang paling
penting (mungkin dengan
symbol: ++, +
dan o). Dalam
kelompok yang lebih
besar peserta mungkin suka
menentukan skornya sendiri,
mungkin dengan menggunakan sticky dots. Hasilnya kemudian dapat didiskusikan
dan diperdebatkan.
Sangat penting agar
kita memperhatikan aksi dan solusi apa saja yang dapat muncul. Akhiri dengan
diskusi yang berorientasi
pada aksi. Bagaimana
dengahn berdasarkan kekuatan kelompok dapat
membangun untuk memajukan
sasaran dan strategi
kita? Apa yang
dapat dimasukkan dalam strategi untuk meminimallkan kelemahan kita? Dan
seterusnya.
Box 1: Contoh
Analisis SWOT untuk LSM kecil
Kekuatan:
• Kami mampu melakukan penelitian ini karena
dengan mempunyai sedikit pekerjaan saat ini berarti
kami mempunyai
banyak waktu
• Peneliti utama kami mempunyai reputasi sangat
baik diantara komunitas kebijakan
• Direktur organisasi kami mempunyai hubungan
baik dengan Kementrian
Kelemahan:
• Organisasi kami belum terlalu dikenal oleh
departemen-departemen pemerintah lainnya
• Kami mempunyai sedikit karyawan dengan
keahlian rendah di banyak bidang
• Kami rentan menghadapi situasi bila karyawan
sakit atau keluar
Kesempatan:
• Kami melakukan kegiatan isu topical
• Pemerintah menyatakan bahwa mereka akan
mendengarkan suara LSM lokal
• LSM lainnya dari wilayah kami akan mendukung
kami
Tantangan:
• Apakah laporannya akan menjadi terlalu
sensitif secara politis sehingga mengancam keberlanjutan dana dari sponsor?
• Ada
banyak bukti berlawanan
yang dapat digunakan
untuk mendiskreditkan penelitian
kami dan dengan demikian
organisasi kami juga akan didiskreditkan.
Analisis SWOT
adalah sebuah instrumen
yang beraneka guna,
yang dapat digunakan berkali-kali
pada berbagai tahap proyek; membangun sebuah telaah ataui untuk pemanasan
diskusi sebelum membuat
perencanaan. Instrumen ini dapat
diterapkan secara luas, atau sub-komponen yang kecil (bagian dari strategi) dapat dipisahkan agar kita dapat melakukan analisis yang
mendetil. SWOT sering
menjadi pelengkap yang
berguna ketika melakukan Analisis Pemangku
Kepentingan. Kedua instrumen
ini adalah pendahuluan yang
baik sebelum melakukan Force Field Analysis dan Influencing
Mapping.
Contoh Yang Baik
Contoh di
bawah ini menunjukkan
analisis yang dapat
dilakukan untuk sebuah
LSM yang kecil yang
baru didirikan, yang
sedang mempertimbangkan bagaimana
LSM tsb akan memanfaatkan studi penelitiannya yang
baru dilakukan untuk mempengaruhi pemerintah.
Karena itu LSM
dapat memutuskan, antara
lain, untuk mentargetkan
laporannya ke patronnya yang
khusus dalam satu kementrian, menggunakan
peneliti utamanya untuk memberikan kredibilitas
temuan-temuannya, dan berupaya untuk membangun koalisi regional mengenai isu
tersebut.
ANALISIS SEGITIGA
Analisis Segitiga
adalah sebuah teknik untuk melakukan analisa dan mencari jawaban sebuat
masalah, yang distruktur seputar struktur, isi dan budaya dalam sistem
kebijakan. Pertama, ia dapat
digunakan untuik menganalisis
bagaimana suatu kombinasi
kebijakan, kelembagaan dan nilai-nilai
social dan perilaku
berkontribusi terhadap atau
menyebabkan timbulkan masalah (atau
isu) terus -
menerus. Kedua, kerangka
kerja ini dapat
digunakan untuk memetakan dan
menjelaskan pilihan-pilihan strategi untuk menjawab ketiga dimensi itu.
Box 2: Analisis
Segitiga
Isi berkenaan dengan
hukum tertulis, kebijakan dan
anggaranyang relevan dengan
isu spesifik. Misalnya,
bila tak ada
undang2 untuk kekrasan rumah tangga,
salah satu bagian
dari solusi adalah dengan
cara mengesahkan undang-undang. Juga,
bahkan jika undang-undang
atau kebijakannya ada, kecuali jika terdapat mekanisme pendanaan dan
kelembagaan untuk penguatannya.
Struktur
berkenaan dengan mekanisme
negara atau mekanisme non-negara untuk melaksanakan sebuah undang2
atau kebijakan. Ini
termasuk,
misalnya, polisi,
pengadilan, rumah sakit,
serikat buruh, kementrian, dan
program2 pertanian dan kesehatan. Struktur
dapat berkenaaan dengan kelembagaan dan
program yang dikerjakan
oleh pemerintah, LSM atau
bisnis di tingkat
local, nasional dan internasional.
Budaya merujuk pada
nilai-nilai dan perilaku yang membentuk bagaimana manusia menghadapi dan memahami
suatu isu. Nilai-nilai
dan perilaku dipengaruhi,
antara lain, oleh
agama, adat, kelas, gender,
kesukuan dan usia. Kurangnya informasi mengenai undang-undang dan kebijakan
adalah bagian dari
dimensi budaya. Demikian
pula, jika orang
telah menginternalisasi rasa ketidakgunaannya, atau
sebaliknya, rasa mempunyai
hak, hal ini
akan membentuk sikap
orang tersebut terhadap dan
derajat manfaat dari undang-undang dan kebijakan.
Sumber: Diambil
dari New Weave (2002:170) dan Schuler (1986) Empowerment and the Law
0 komentar:
Posting Komentar